BERCANDA DENGAN CERDAS
Oleh : Tri Mulyani
Dalam sebuah pertemuan Rasulullah saw dengan para sahabatnya, ada hidangan buah pisang. Ada seorang sahabat yang _mengisengi_ atau _mengerjai_ Rasulullah saw. Setelah memakan pisang, dia meletakkan kulit pisangnya di depan Rasulullah Saw, sehingga di depan Rasulullah saw banyak.kulit pisang sementara di depan sahabat ini sama sekali tidak ada kulit pisang.
Kemudian sahabat ini berkata:” Rasulullah makan buah pisang paling banyak.” Dengan tersenyum Rasulullah saw menjawab,” Meskipun saya makan buah pisang paling banyak, tetapi saya tidak memakan sama kulitnya. Lha, kamu makan pisang sama kulitnya . Sontak semua sahabat tertawa termasuk sahabat yang mengisengi Rasulullah saw tersebut, dia terkena _skat mat._
Itu adalah salah satu contoh cara bercanda Rasulullah saw, bercanda dengan cara cerdas. Semua tertawa, tidak ada yang tersakiti dan terlukai dan tidak ada yang dipermalukan di depan umum. Sebuah pernyataan tidak dapat dikatakan bercanda, jika ada beberapa orang yang tertawa namun ada sebuah hati yang terluka. Hati seorang rakyat kecil yang sedang berikhtiyar menjemput rejeki dengan berjualan es teh.
Beribu maaf diucapkan, beribu pernyataan yang mengatakan bahwa ucapannya adalah sekadar bercanda tetap tidak akan dapat menghapus luka sang rakyat kecil. Demikian pula pemberian berbagai hadiah sebagai ungkapan permintaan maaf dan penyesalan. Meskipun sang bakul es teh juga telah memaafkan Sang Kyai yang biasa dipanggil dengan Gus ini, namun ucapan spontan Sang Kyai adalah gambaran kepribadiannya yang asli.
———
Boyolali, 5 Desember 2024