*IDEKA*
“Va, mamamu ke mana?” tanya seorang guru les kepada Belva, muridnya. “Ideka, jawabnya sambil mengangkat dua bahunya. Belva adalah murid kelas 4 SD, sedang guru lesnya adalah anak kelahiran tahun dua ribuan. Jika saya mendengar percakapan itu, tentu saya bingung, tidak menahu arti dari jawaban Belva.
Ternyata Ideka adalah IDK akronim dari _I don’know_ , yang dalam.bahasa Indonesia berarti saya tidak menahu. Belakangan ini marak bahasa seperti ini di kalangan generasi Z dan alfa. Bahasa itu digunakan di sosmed atau ketika berkomunikasi langsung. Kalau bahasa ini digunakan di antara mereka, memang terasa biasa saja, tetapi kalau digunaksn ketika berbicara dengan.orang yang lebih tua terkesan _impolite_
Selain ideka, ada beberapa akronim lain yang sering digunakan oleh ansk- ansk jaman sekarang yaitu idece, idc : I dont care, saya tidak perduli, tebeha (tbh) to.be honest, jujurlah, oce( of course) tentu. Fyi, For you information,fyp, for your page, wdym, what do you mean, apa maksudmu.
Saya tidak menahu fenomena berbahasa seperti ini perlu dikhawatirkan atau tidak. Khawatir merusak bahasa Indonesia atau khawatir generasi.muda tidak mengenal bahasa Indonesia yang baik dan benar. Atau malah sebaliknya, akan menambah kekayaan kata dalam bahasa Indonesia
Sebelum perkembangan teknologi sepesat saat ini, pernah pula berkembang bahasa gaul yang disebut bahasa prokem di kalangan anak muda saat itu. Beberapa kata dalam.bahasa prokem yang masih saya ingat dan masih dipakai sampai saat ini adalah _nyokap, bokap, doi, doku,_ dan _bokek._ Kata-kata tersebut untuk menggantikan kata ibu, bapak, pacar, uang, dan tidak punya uang.
Menggunakan bahasa baku atau bahasa Indonesia yang bsik dan benar dalam keseharian, sebagian orang menganggap terlalu kaku, tidak santai. Dahulu ada sebuah sinetron komedi di salah satu stasiun TV swasta. Salah satu tokoh dalam sinetron tersebut selalu berdialog menggunakan bahasa baku. Saat tokoh tersebut mengucapkan sebuah kalimat menimbulkan kesan lucu.
- Kesan yang berbeda saya peroleh ketika di sebuah channel youtube, seorang gadis cilik bersama Shabira mengucapkan kalimat dengan bahasa baku. Gadis kecil berusia tiga tahun itu terkesan sangat sopan. Oleh dua orang tuanya gadis kecil ini dibiasakan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sejak kecil. Motivasi orangtuanya melakukan hal tersebut adalah karena mereka merasa prihatin dengan bahasa yang digunakan oleh anak-anak muda saat ini.
——–
Tri Mulyani
Boyolali, 14 Agustus 2023