*GORI DAN GARAM*
_”Nggon nyong njangan gori, nek gelem jikuka,”_ kata Lik Kamenah kepada Lik Bushro. Lik Bushro, tetangga Lik Kamenah itu pun segera masuk ke dapur rumahnya Lik Kamenah. Beberapa saat kemudian dia keluar membawa sepiring penuh nasi dengan _jangan gori_ di atasnya. Sambil berdiri, Lik Bushro _muluk_ nasi dari piringnya.
Peristiwa di atas saya saksikan pada waktu yang sudah sangat lama, ketika saya masih bertinggal di kampung halaman. Entah kenapa saya masih mengingat peristiwa itu. Sebuah peristiwa yang menunjukkan bahwa orang-orang desa itu senang berbagi meskipun dalam kondisi ekonomi sangat terbatas.
_Sayuk rukun, gotong royong, tulung-tinulung_ adalah karakter sebagian besar orang desa. Ketika sedang. memasak dan lupa kalau stock garam dapur habis, menjadi hal yang wajar jika minta kepada tetangga. Tetangga yang dimintai pun akan legowo memberikan garamnya.
Gori dan garam adalah memang barang yang harganya murah, namun tanpa memiliki jiwa senang berbagi, tetap berat untuk.memberikan kepada orang lain.
——-
Tri Mulyani
Colomadu, 16 Oktober 2024
nggon= tempat
nyong = saya
jangan gori= sayur nangka muda
muluk= mengambil nasi dengan tangan, tanpa sendok
njangan= memasak sayur