Tektok Sumbing Via Garung

Ada seorang gadis namanya Fathniy. Pada tanggal 12 Juni 2024 pukul 15.00 WIB dia berangkat dari sebuah desa di Boyolali menaik motor menuju Wonosobo. Dia bersama empat kawannya akan TekTok ke Gunung Sumbing. Dua kawannya berasal dari kota lain. Mereka berjanji bertemu di Base Camp, sehingga sejak berangkat dari desa tempat tinggalnya, Fathniy menaik motor sendirian.

Pukul 16.22 WIB Fathniy membalas chat ibunya bahwa dia sedang berhenti di sebuah daerah yang menuju arah Magelang karena cuaca hujan. Pukul 18.18 WIB dia membalas lagi chat ibunya bahwa dia sedang berhenti di Temanggung untuk makan. Fathniy sangat memahami kekhawatiran ibunya. Dia menjelaskan akan menaik motor pelan-pelan karena kondisi masih hujan. Dia juga meyakinkan ibunya bahwa meskipun sendiri, kondisinya baik-baik saja dan insyaAllah aman.

Fathniy berpesan kepada ibunya jika dia sudah tidak membalas chat lagi berarti tidak ada sinyal.
Pukul 19.17 WIB dia mengirim foto dan mengabarkan bahwa dia baru saja sampai Base Camp. Jika cuaca mendukung, dia dan teman-temannya akan menuju puncak pada pukul 00.00 WIB. Fathniy menerima saran kakaknya yang disampaikan via chat agar jangan ngoyo, kalau memang masih lelah lebih baik istirahat dulu

Pukul 22.00 WIB Fathniy berusaha untuk tidur, tetapi mata tidak dapat terpejam. Dia baru dapat tertidur pada pukul 23.00 WIB. Fathniy dan teman-temannya akhirya meninggalkan Base Camp pada pukul 00. 30 WIB tanggal 13 Juni 2024. Saat keluar dari Base Camp mereka ditawari oleh para tukang ojek menggunkan jasa mereka sampai di Pos 1. Mereka berlima sepakat menolak karena dengan berjalan kaki mereka akan memperoleh banyak pengalaman dan itulah yang mereka cari. Setelah menempuh perjalanan selama 20 menit mereka berubah pikiran. Perjalanan dari Base Camp sampai Pos 1 jika ditempuh dengan menaik ojek hanya 10 menit, sedangkan jika berjalan kaki memerlukan waktu 1 jam. Demi menghemat waktu karena mereka akan tektok, akhirnya mereka menaik ojek.

Sepanjang perjalanan dari Pos 1 sampai puncak, mereka hanya beristirahat dalam waktu agak lama dua kali yaitu saat waktu shubuh untuk menunaikan sholat shubuh dan di salah satu pos setelahnya. Suhu yang sangat dingin dan kondisi gelap pada dini hari tidak menyurutkan semangat mereka untuk sampai puncak. Fathniy bercerita, Ketika merasa agak lelah dia berhenti sejenak dan memejamkan mata sambil berdiri beberapa menit. Istirahat seperti itu pun katanya sudah cukup membuat mata dan badan segar kembali.

Mereka sampai puncak pada pukul 08.45 WIB. Fathniy bercerta menjelang sampai puncak adalah sebuah pemandangan yang sangat indah. Memandang keindahannya adalah sebuah kenikmatan yang tidak dapat diganti dengan apa pun. Gunung Merbabu dan Sindoro tampak berdiri dengam sangat gagah. Mereka berada di puncak hanya selama satu jam. Mereka pun kembali menuju Base Camp.
Ketika sampai di tempat yang ada sinyal Fathniy memberi kabar kepada keluarganya bahwa dia dan teman- temannya sedang dalam perjalanan turun, tetapi belum sampai Base Camp karena cuaca sedang turun hujan. Chat itu dikirim Fathniy pada pukul 12.52 WIB, dia juga mengabarkan bahwa meskipun hujan mereka tetap melanjutkan perjalanan.

Pukul 14.00 WIB, Fathniy dan teman- temannya sampai di Base Camp. Pada pukul 14.57 WIB, Fathniy mengirim chat kepada ibunya menanyakan kondisi cuaca di rumah. Setelah beristirahat dan bebersih, semua teman Fathniy pulang, tetapi Fathniy tidak. Dia minta ijin kepada ibunya untuk tidak pulang pada hari itu. Menurut perkiraaanya, kalau dari Base Camp pukul 15.00 WIB, dia akan kemalaman di Kopeng, sebuah daerah dataran tinggi yang sepi, jauh dari pemukiman penduduk. Ibunya menyetujui dan menyarankan agar mencari penginapan di Wonosobo, tetapi Fathniy memilih bermalam di Base camp.

Ibunya merasa khawatir ketika Fathniy mengatakan bahwa dia sendirian di Base Camp. Fathniy menghibur ibunya dengan mengatakan bahwa sebentar lagi akan banyak pendaki lain yang datang. Fathniy benar, beberapa menit kemudian Fathniy mengirim foto dua buah carrier berada di Base Camp, menandakan bahwa telah datang dua orang pendaki. Fathniy juga bercerita bahwa di Base Camp Sumbing fasilitasnya sangat nyaman. Tempat parkirnya luas, toilet putra dan putri terpisah dan ada sebuah mushola yang lumayan besar. Tempatnya juga sangat bersih.

Karena bekal yang dibawa hanya berupa kue, pada malam hari Fathniy membeli nasi bungkus di warung yang ada di depan Base Camp. Malam itu Fathniy tidur sangat nyenyak dan bangun pada pukul 04.00 WIB. Dia mengabari keluarganya bahwa ia akan berangakat dari Base Camp pukul 06.30 WIB. Dia merasa masih sangat betah berada di sana. Pada pukul 09.09 WIB Fathniy mengabari bahwa dia sampai di Grabag, Magelang. Dia berhenti membeli secangkir kopi untuk menghilangkan rasa kantuk yang mulai menerpa. Ibunya berpesan agar beristirahat dulu jika lelah dan mengantuk. Fathiy mereson pesan ibunya satu setengah jam kemudian yaitu pada pukul 10.38 WIB, mengabarkan bahwa dia sudah sampai di Jalan Raya Salatiga- Boyolali. Pada pukul 11. 30 WIB Fathniy sampai di rumahnya dengan selamat.idak tampak kelelahan di wajahnya.

Meskipun perjalan yang ditempuh oleh Fathniy adalah sangat jauh dan berat, namun tidak tamak kelelahan di wajahnya. Perjalanan Fathniy dan teman- temanya adalah sebuah perjalanan alam yang menyenangkan. Tidak ada seorang pun yang dapat ikut merasakan seperti yang mereka rasakan, kecuali orang yang memang pernah melakukannya.

Tri Mulyani
Boyolali, 7 Juli 2024

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *