SERBA INSTAN

Sebelum ada mie instan kalau kita mau menikmati mie rebus, maka kita harus mengupas bawang putih kemudian menghaluskannya bersama merica dan bumbu-bumbu lain yang diperlukan di sebuah cobek. Setelah halus, bumbu kemudian ditumis, ditunggu sampai berbau harum baru dimasukkan air. Setelah air mendidih baru dimasukkan sayuran, kemudian terakhir mie kering. Perlu sebuah proses yang memerlukan kesabaran, ketekunan, dan ketelitian.

Saat ini tidak hanya mie saja yang instan, tetapi hampir semua bahan makanan dan bumbu dapur instan dapat dibeli di supermarket, toko kelontong, dan bahkan di warung-warung sayur sederhana yang ada di desa. Mau memasak daging dengan berbagai varian menu, semua ada bumbu instannya. Mulai dari rendang, opor, gulai, rica-rica, dan sate semua dapat dimasak dengan cepat menggunakan bumbu instan.

Tidak hanya olahan daging yang ada bumbu instannya. Masakan sesederhana sayur lodeh dan sayur asem pun ada bumbu instannya. Kita tidak perlu lagi mengupas dan mengiris bawang merah yang kadang membuat mata perih dan mengeluarkan air. Tidak perlu lagi telapak tangan kita berwarna kuning karena mengupas dan memarut kunyit. Tidak perlu lagi kita memarut kelapa kemudian memeras untuk mengambil santannya. Kita mau menggoreng tempe, tahu, ikan atau daging ayam juga sudah tersedia bumbu marinasi atau bumbu ungkep instan.

Kehadiran bumbu-bumbu yang serba instan itu membuat kita benar-benar dimanjakan dan dibuat nyaman.
Untuk generasi X ke atas, kehadiran bumbu-bumbu instan tidak begitu berdampak. Kebanyakan mereka tidak puas menggunakan bumbu-bumbu itu. Mereka lebih puas meracik bumbu dan menghaluskannya sendiri. Generasi X ke atas memang bukan generasi instan. Mereka adalah generasi yang selalu menikmati proses karena dudukung oleh keadaan.

Untuk anak-anak generasi sekarang, kehadiran bumbu-bumbu instan akan semakin menjauhkan mereka dari mengenal kekayaan alam Indonesia. Mereka tidak akan mengenal wujud dan bentuk merica seperti apa dan apa bedanya dengan ketumbar. Mereka hanya mengenal mrica dan ketumbar yang sudah halus berbentuk serbuk. Kemungkinan juga akan terjadi mereka tidak akan dapat mengenal bentuk dan wujud cabe, bawang merah, dan bawang putih.

Kalau bumbu dapur yang sangat familiar seperti bawang merah, bawang putih, dan cabe saja mereka tidak lagi mengenal, apalagi bumbu-bumbu yang tidak selalu dipakai dalam setiap jenis masakan seperti kunyit, jahe, temu kunci, kencur, laos, jinten, dan kayu manis.

Kehadiran bumbu-bumbu yang serba instan memang membantu sebagian orang pada situasi tertentu, misalnya saat kondisi sangat repot atau sedang kurang sehat. Jika setiap saat memasak selalu menggunakan bumbu instan, tanpa disadari sebenarnya kita sedang membangun kemalasan pada diri kita. Yang serba instan memang praktis dan membuat nyaman, tetapi yang serba nyaman kadang melenakan.
———-
Tri Mulyani
Boyolali, 29 Januari.2025
29 Rajab 1446

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *